BERITA13, YOGYAKARTA. Dampak El-Nino masih dirasakan di
Indonesia khususnya di Yogyakarta, salah satunya musim kemarau yang lebih
panjang daripada musim hujan. Walaupun, saat ini sudah memasuki musim hujan,
namun sudah beberapa hari ini hujan tidak mengguyur Yogyakarta.
Menurut
Ferdinandus Edwin, salah satu prakirawan di BMKG Yogyakarta yang ditemui di
kantornya tadi siang, hal ini terjadi karena adanya tekanan yang lebih rendah
di wilayah Australia sehingga menyebabkan Indonesia bagian Nusa Tenggara intensitas hujannya lebih
tinggi dibanding wilayah Jawa, termasuk Yogyakarta. Namun, hal ini tidak akan
berlangsung lama, dua hari kedepan diprakirakan hujan akan kembali mengguyur
Yogyakarta.
Untuk malam tahun baru sendiri,
Edwin memprakirakan akan tetap ada curah hujan namun intensitasnya rendah, dan
hujan akan dominan terjadi di DIY bagian utara seperti Sleman yang dipengaruhi
oleh kontur lokal. Untuk daerah Selatan seperti Gunung Kidul potensi hujannya
masih sangat rendah.
“Untuk Gunung Kidul masih ada potensi namun kecil, untuk
hari ini masih cerah berawan tapi ini bertahan tidak lama, setelah ini pusaran
melemah potensinya tidak ada lagi tidak bertahan lama. Tingkat kelembaban udara
juga rendah jadi potensi hujan juga kecil,” ujarnya.
(Rep : Mufida Kuncoyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar