Jumat, 08 Januari 2016

Sosok Pejuang di Balik Lantunan Tembang Jawa


BERITA 13, YOGYAKARTA - Fakta menunjukan, budaya macapat kini semakin tidak diminati masyarakat, sehingga budaya ini juga lambat laun semakin tidak dikenali generasi penerus.

Atas dasar itu, berbagai pihak terus mengupayakan upaya pelestarian budaya macapat, salah satunya dilakukan oleh Kraton Yogyakarta, dengan membuat kursus macapat dan menulis huruf Jawa. Seperti yang dituturkan salah satu abdi dalem Kraton Yogyakarta, Projo, yang telah menjadi pelopor budaya macapat selama 20 tahun terakhir.

Kesehariannya yang tidak jauh-jauh dari kata Budaya menjadikan dirinya dijuluki sebagai pelopor budaya. Dengan latar belakang keluarga yang sudah erat dengan budaya, Projo mengenalkan budaya macapat ke orang lain dengan cara melatih macapat di berbagai daerah Yogyakarta. Penghasilan seadanya dari melestarikan budaya, ia gunakan untuk kehidupan sehari – hari bersama istri dan ketiga anaknya.

“Tujuan saya murni untuk melestarikan budaya karena saya memang sudah dari kecil belajar tentang budaya khususnya macapat dan turun – temurun dari keluarga. Saat ini juga saya menjadi abdi dalem khusus macapat di Kraton Yogyakarta," kata Projo.

Budaya macapat yang sudah tidak didengar pemuda jaman sekarang, membuat seorang Abdi dalem seperti Projo berniat melestarikan budaya dari kemampuan dan keahlian yang ia miliki di bidang seni budaya.  Atas kekaguman orang – orang dengan pengabdiannya terhadap budaya, beberapa dari mereka pun dengan sukarela memberikan rejeki demi kelangsungan hidupnya dalam melestarikan budaya.

(Rep/Dina Febriani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar