Kamis, 24 Maret 2016

PWI DIY Adakan Kegiatan Diseminasi Pedoman Peliputan Isu Terorisme



BERITA 13, Yogyakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY mengadakan kegiatan dan pelatihan yang melibatkan media massa dalam pencegahan dan diseminasi pedoman peliputan terorisme serta peningkatan profesionalisme media massa pers dalam meliput isu-isu terorisme di Gedung PWI, Jalan Gambiran No. 45, Kamis (24/3).

Acara ini dihadiri oleh Kasubid Forum Koordinator Penanggulangan Terorisme (FKPT), ketua Dewan Pers Nasional, ketua PWI DIY, Aliansi Jurnalis Independent (AJI), dan pers dari mahasiswa serta wartawan profesional media baik lokal dan nasional.

Potensi gerakan radikalisme berbasis agama di DIY cukup besar. Berdasarkan pemetaan FKPT DIY setidaknya ada 6 kelompok dan puluhan tokoh radikalisme yang aktif didasari motif ekonomi, politik, sejarah, ideologis, dan teror/bersenjata. Dimana paling dominan adalah motif sejarah.

"Wartawan dituntut untuk sensitif, kritis, dan solutif. Insan pers harus peka terhadap persoalan sekitar. Dalam mengasah kepekaan wartawan harus aktif berinteraksi dengan berbagai elemen masyarakat, independent harus tetap dijaga dalam keadaan apapun" pesan Ketua PWI DIY, Sihono HT.

Relasi antara media massa dan terorisme bisa merupakan simbiosis mutualisme dimana kedua pihak memerlukan satu sama lain dalam sebuah hubungan yang menguntungkan.

Media massa memosisikan informasi tidak lebih dari sebuah transaksi komoditi yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di pasar informasi sehingga informasi yang sensasional selalu mendapat tempat di ruang berita.

Mencegah melalui program deradikalisasi jauh lebih efektif dan penting daripada penindakan represif.

Rep : Cahya Wening A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar